Minggu, 20 Januari 2013

Kamu Mencari Apa Sebenarnya?

Lucu adalah ketika aku mempertanyakan hal yang mungkin ingin kau tanyakan padaku sejak lama namun seperti ada tembok yang menghalangi.
Entah itu rasa segan ataukah rasa takut karena tidak siap dengan jawaban yang mungkin keluar dari mulut ini.

Aku ingin sekali bertanya padamu, "Apa yang sebenarnya kau cari?"
Kau mungkin bingung dengan pertanyaan itu dan malah balik bertanya "Maksudmu?"
Lalu aku pun akan kehabisan kata-kata, bingung bagaimana ingin menjelaskan bahwa yang aku maksud adalah

"Siapa sebenarnya yang kau cari? Orang seperti apa yang sebenarnya bisa membuat hatimu mau luluh? Apakah aku memiliki kemungkinan untuk menjadi orang tersebut? Orang yang akan kau rindukan sebanyak kau merindukan tempat yang kau sebut rumah itu..."

Siang ini, aku baru tahu bahwa ada yang memintamu untuk menjadi rumahnya. Tapi sepertinya kau menolak permintaan tersebut.

Padaku, kau membahasakannya bukan sebagai 'penolakan'. Namun lebih mudah bagiku untuk memahaminya sebagai 'penolakan', hanya karena aku tidak ingin berharap padamu dan membuatku menjadi makhluk paling egois yang selalu berdoa agar kau bisa memenuhi pengharapanku.

Padahal disaat yang bersamaan, aku tidak ingin hidup dalam pengharapan orang lain...

Lalu, kenapa kau menolaknya juga?

Aku bisa memahami pembahasaan mu akan perbedaan kita yang mempersulit sebagai penolakan mu. Namun, mengapa dia, kau tolak juga?

Kalian sama! Harusnya kau bisa dengannya. Tapi mengapa tidak?

Aku selalu takut kau akan menemukan rumahmu lebih dulu. Aku selalu benci pada bayangan-bayanganku yang mendahulukan kebahagiaanmu menemukan sebuah rumah dan itu bukan aku.

Tapi, mengapa kau menolak seseorang yang bisa dengan mudah menjadi rumah mu? sama seperti rumah yang selalu engkau rindukan...yang berisi keluargamu...berisi orangtua mu...orang-orang yang paling kau kasihi.

Ah... lupakan saja... Aku ini menyedihkan... Aku mencari harapan dalam pertanyaan "mengapa"

Aku mencari sebongkah pernyataan dari dirimu yang tidak pernah aku dapatkan secara gamblang...

Bahwa sebenarnya aku bisa menjadi rumah mu... bahwa sebenarnya aku adalah orang itu...

Pertanyaan-pertanyaan yang masih ku munculkan kepada mu... itulah wujud pengharapan-pengharapan kecil ku...

Pengharapan kecil yang masih aku miliki atas dirimu dan belum bisa aku lepaskan...

Atau mungkin lebih tepatnya belum mau aku lepaskan? Karena aku masih mendambakan dirimu sebagai rumah ku...